MENGAGUMI MUSIUM GUCI DR.BOEDI MRANATA
MENGAGUMI MUSIUM GUCI DR. BOEDI MRANATA
Ketika pertama kali saya membaca curriculum vitae DR. Boedi Mranata, yang menarik selain dari kesibukannya yang banyak sekali itu, beliau masih juga aktif dalam kegiatan keramik.Dan sejak itu saya dan keluarga berharap suatu ketika saya bisa melihat koleksi keramiknya. Kami sekeluarga memang sangat tertarik pada keramik.
Ketertarikan ini dimulai ketika saya sebagai karyawan Krakatau Steel pindah kantor dari Jakarta ke Cilegon tahun 1973. Dan pada saat libur saya mengunjungi bekas KERATON SUROSOWAN dan KAIBON di Banten
Dalam kunjungan itu anak-anak saya mengumpulkan pecahan keramik. Setelah kami teliti, ternyata pecahan itu, adalah pecahan keramik tua,oleh karena itu kami mengumpulkan sebanyak banyaknya. Sejak itu, kami sekeluarga menggemari keramik kuno, dan mulai mengorek-ngorek catatan tentang keramik. Dari sejarah kami tahu bahwa Kerajaan Banten pernah menjadi pelabuhan keramik terbesar didunia .
Ketika DR. Boedi mengundang kami kerumahnya, serta merta anak saya Elisapun ingin ikut, dan barangkali kalau saja anak-anak ada di Jakarta pasti ikut semua.
Woo ada ratusan Guci tertata rapi.
Ketika sampai dirumahnya, kami diterima dengan hangat. Dari penataan rumahnya, kami sudah dapat merasakan bahwa pemilik rumah adalah kolektor berat benda antik. Lebih menakjubkan lagi ketika kami dibawa menuju ruangan yang dipersiapkan khusus untuk menyimpan koleksinya.(Musium).
Wooo ….kami serentak berteriak kagum. Dalam ruangan yang indah dan temperature yang terkontrol, nampak guci-guci China kuno itu berjajar rapi dan terawat dengan sangat baik, bersih mengkilap, menampilkan keagungan auranya.
Baru kali ini saya melihat koleksi Guci yang luar biasa banyak dan mengagumkan. Kami selalu menyempatkan diri mengunjungi museum kemanapun kami pergi, tetapi kami belum pernah menyaksikan museum yang memliliki guci yang demikian banyak dan indah serta memancarkan aura .
Hanya orang yang memiliki rasa kagum yang luar biasa yang dapat melakukan seperti itu.
Kalau saja tidak teringat menjemput cucu pulang sekolah, kami mungkin bisa sehari penuh menikmati guci, narasi yang mengagumkan dari DR. Boedi yang sangat mendalami detail koleksinya. Waktu, selama 3 jam lebih, terasa terlalu singkat.
Cerita menarik dibalik Guci.
Memiliki guci, sampai ratusan buah, membutuhkan usaha yang sangat serius,penuh kesabaran dan tidak mungkin bisa mendapat guci sebanyak itu hanya dengan mengandalkan kemampuan financial.
Tidak semua pemilik guci mau menjual, atau menerima pinangan seseorang (istilah yang biasa digunakan pemilik benda kuno, warisan dari leluhurnya dalam penyerahan benda miliknya), hanya karena tergiur oleh nilai uang,. Mereka hanya mau menyerahkan benda benda antik tersebut, apabila dia yakin bahwa benda-benda tersebut akan dimiliki oleh orang yang dapat merawatnya dengan baik.
Selain itu kadang kadang harus sabar menunggu belasan tahun sampai pemiliknya bersedia melepaskan.
Penulis pernah mengalami hal tersebut, baru mendapatkan guci, setelah pemiliknya meninggal. DR. Boedi malahan lebih dari itu, sebuah guci antik nan indah yang dimiliki suku dayak baru dapat dipinang (diserahkan) setelah tidak ada generasi penerus sang ketua suku ( Bayangkan!!).
Guci tersebut pernah sebagai syarat perdamaian, karena pada masyarakat dayak jika terjadi perang antar suku, maka suku yang dianggap salah, harus menyerahkan guci, jika menghendaki perdamaian. Jika tidak maka peperangan akan tetap terjadi sepanjang hayat.
Penantian untuk mendapatkan guci itu memang sesuatu yang tidak sia-sia, karena guci tersebut memang indah serta terawat baik dan mungkin hanya satu-satunya di dunia. Disamping guci tersebut, ada juga guci yang belum pernah ditemui ditempat lain, dan hanya ada dimusium Victoria di Jerman.
Selain berkaitan dengan sejarah suku, guci sangat dipercaya berkaitan dengan nasib pemiliknya, baik dari aspek financial maupun kesehatan.
Sungguh banyak misteri yang terdapat dalam benda-benda antik
Di Keraton-keraton Nusantara banyak guci yang statusnya sebagai Pusaka Kerajaan
Koleksi guci museum DR.Boedi, selain bertebaran dengan cerita yang menarik dibalik guci tersebut serta pengalaman untuk mendapatkannya, sebaran asal gucipun berbeda beda. Ada yang didapat dari warisan suku-suku, milik para kolektor atau dari balai lelang.
Dari jaman dahulu kala perdagangan antara pedagang-pedagang China dengan suku-suku di Nusantara telah berjalan dengan baik. Pedagang membawa porselen-porselen China, sutra dan ditukar dengan sarang burung, damar, gaharu dan rempah-rempah.
Pada awalnya guci untuk wadah barang-barang dagangan, tetapi ternyata suku-suku di Asia Tenggara terutama suku Dayak suka sekali guci sebagai benda dekorasi di rumah-rumah mereka. Ini yang menyebabkan China memproduksi guci-guci dengan kwalitas yang istimewa hanya untuk pasar Asia Tenggara. Oleh karenanya guci China yang terbaik dari bentuk dan glasirnya hanya ada disini.
Guci-guci ini diwariskan ke anak cucu dan seterusnya, sehingga lama-lama dianggap sebagai benda pusaka. Bahkan keraton-keraton Nusantara misalnya Keraton Kutai, Cirebon, Jogyakarta dan Surakarta mempunyai guci-guci pusaka yang sangat dihargai oleh masyarakat.
Karena itu ketika beberapa orang curator dari museum China mengunjungi museum DR.Boedi, dia tersentak mengagumi guci-guci itu. Begitu indahnya guci di museum itu, padahal museum China tidak memiliki guci yang seindah itu.
Dalam perdagangan barang langka, harus hati-hati, banyak barang tiruan. Peristiwa terbukanya penipuan barang-barang antik di museum Radya Pustaka di Solo adalah contoh yang sangat fenomenal.Oleh karena itu disamping pengetahuan yang mendalam tentang barang barang antik, maka perlu pula pendapat para curator . Ketika penulis berada di Inggris dan mengunjungi salah satu museum, museum sedang memberikan konsultasi Cuma-cuma untuk meneliti keautentikan barang-barang antik. Antrian untuk itu begitu panjang. Sayang hal seperti itu belum pernah terdengar di Jakarta. Padahal cara itu sangat tepat untuk edukasi masyarakat untuk menghargai benda-benda antik. Oleh karena itulah untuk membuktikan keautentikan gucinya, DR.Boedi harus mendatangkan ahli dari Oxford Aunthentication Ltd, Inggris. Berdasarkan thermoluminescence test, mereka dapat menentukan umur dari benda antik tersebut.
Sebuah usaha yang luar biasa seriusnya dan sangat mahal biayanya. Begitulah, kalau seorang kolektor sudah merasuk dalam sanubarinya.
Semua usaha untuk merawat dan menjaga koleksinya akan dilakukannya.
Hadiah mangkok dari “Song Dynasty”.
Ketika kami berpamitan, saya dan anak saya, mendapatkan mangkok yang indah dan mulus dari jaman Song. Begitulah rupanya cara seorang kolektor mengapresiasi tamunya. Belum habis kami mengagumi mangkok Song tersebut, sebuah lukisan yang memesona, menyergap rasa kagum kami, sebuah karya Lee Man Fong terpasang disudut, ibarat gadis pingitan melempar senyumnya, seraya berkata, datanglah lagi kemari untuk mengagumi rekan-rekan kami……..
Terima kasih DR.Boedi
5tctsi chzucwkmrewf, [url=http://giheeeoarzki.com/]giheeeoarzki[/url], [link=http://nkltvanpngav.com/]nkltvanpngav[/link], http://spqukxhucesu.com/
saya mempunyai sebuah guci yang kira-kira berumur 200 tahun cuman g’ tau dijual kemana, mana tau bapak tertarik,melihat koleksi bapak yang sangat banyak dan sangat menyukai guci makanya saya mengirim pesan ini. klo bapak tertarik hubungi saya ke 085265214775. saya berada di pekanbaru jl.harapan baru no 34 tangkerang labuai
Saya sampai hari ini belum dapat menghubungi DR.Boedi Mranata. Pesan anda akan saya teruskan pada beliau dan doa saya mudah2an cepat terjual. Bapak collector guci silahkan berhubungan langsung pada ibu Ratna Sari Dewi. Mohon maaf terlambat membalasnya, ada gangguan pada aliran listrik.Tks
Pak Sumono, ass wr wb. Kalau boleh tanya, alamat museum Dr. Boedi Mranata ini dimana ya ? terimakasih, wass, aussiegautama@yahoo.com 08125439999
Beliau sedang membangun musium untuk koleksinya. Sementara sekarang menempati bangunan khusus disamping rumahnya
Beliau sedang membangun musium untuk koleksinya. Sementara sekarang menempati bangunan khusus disamping rumahnya
saya memiliki guci antik dari cina ..saya ingin mengirimkan lewat email pak boedi apa ada??terimakasih.
Saya memiliki hobby mengoleksi barang antik. Boleh saya minta email atau alamat untuk berkorespondensi dengan Pak Boedi dan Ibu Ratna Sari Dewi? Saya ingin berkonsultasi dengan beliau. Terima Kasih
aslkm bpa saya punya guci bekas peninggalan china jika ingin melihat add Fb saya di funde_star29@yahoo.co.id fany hendryana
atau hub di 085724818888 guci tersebut ada cap setempelnya 4 huruf tetapi ada 1 huruf yang tidak bisa diartikan menurut klenteng china itu menggunmakan bahsa china kuno yang 3 sudah diartikan pembuatnya Chung cheng trims
saya punya guci antik dari china zaman kerajaan ching 260thn yg lalu jika ada yang berminat hubungi 087840588957(muhlis) barang sekarang ada di makassar
Dapatkah diinformasikan alamat rumah DR. Boedi Mranata?
Pak boleh minta alamat atau no telp pak Boedi Mranata
Mohon maaf saya tidak bisa memberi.
saya punya guci yang besar, sedang dan kecil, sekitar 10 guci berukuran di atas 30cm, 10 guci di atas 20cm, 20 di bawah 20cm, dan rata rata memiliki stempel, jika bapak/ibu berminat email ke saya di ricko_manayang@yahoo.com.
maaf pak..
saya zulkifli dari provinsi riau,,,
mau menawarkan piring cina warna putih, retak seribu, diameter 40 cm,,,muatan air lebih kurang 4 liter,,,ukiran naga timbul,,,
7e137e4d
082388439831
Saya punyaguci ciri khas tiongkok..kombinasi objek naga dan para dewa ada cap stempel huruf mandarin gitu di tapak nya,klik fb saya rachmad sabry..di situ ada postingan gambar nya,mna tau ada yg minat,5b8818be pin bbm saya.